Mengenal Kroto Lebih Dalam

Kroto yaitu telur, larva, dan pupa yang merupakan fase-fase kehidupan dari semut rangrang (Oecophylla sp) sebelum sempurna menjadi semut dewasa. Penampakan kroto itu sendiri berbentuk kapsul, berwarna putih krem agak kekuningan. Kroto yang dijual di kios-kios pakan burung kebanyakan berasal dari hasil tangkapan alam. Masih sangat jarang yang berasal dari hasil budidaya kroto. Walaupun begitu, perkembangan kroto hasil budidaya mengalami kemajuan yang pesat. Bukan saja karena dorongan harganya yang jauh lebih mahal saja, tapi para peternak telah menghasilkan teknik-teknik budidaya baru yang lebih baik sehingga produktivitas kroto kian meningkat.

Larva berkembang menjadi pupa. Selanjutnya berkembang menjadi semut muda sesuai dengan stratanya. berdasarkan seksnya ada dua macam semut betina yaitu semut betina fertile dan semut betina non-fertile. Semut betina fertile ini terdiri semut calon ratu dan semut betina yang memiliki jatah sperma dari sang ratu. Pada waktunya tiba, semut betina fertile akan tumbuh sayap dan siap kawin dengan semut pejantan. Sedangkan semut betina fertile akan mendatangi sang ratu untuk meminta jatah sperma. Semut betina ini akan menerima sperma dari sang ratu dan ikut bertelur. Hanya saja jumlahnya hanya satu saja. 

Calon ratu yang sudah kawin dengan semut pejantan akan meninggalkan koloni lamanya dan memulai pembentukan koloni semut baru. Karena bila masih tetap berada di koloni tersebut, semut-semut di dalam koloni tersebut akan menganggap dia sebagai makhluk asing yang perlu dibantai.

Jenis-jenis Kroto

Genus Oecophyyla menghasilkan dua jenis spesies kroto, yaitu spesies Oecophylla smaragdina dan Oecophylla longinoda. Spesies O. smaragdina memiliki wilayah persebaran dari India, Asia Tenggara hingga Australia bagian utara. Sedangkan O. longinoda memiliki wilayah persebaran di kawasan tropis Benua Afrika. Di Indonesia, spesies O. smaragdina itu sendiri temyata ada dua macam "subspecies" yang belum diketahui namanya.

Berdasarkan ukuran tubuh spesies O. smaragdina yang tersebar di wilayah Indonesia, para pemburu kroto dibedakan menjadi dua jenis. Jenis yang pertama, ukuran tubuhnya besar, perilaku agresif, sayangnya kroto yang dihasilkan sedikit. Jenis yang kedua, ukuran tubuhnya relatif lebih kecil, menghasilkan kroto yang lebih banyak. Sekilas, kedua jenis semut tersebut tak ada perbedaan sama sekali. Setelah dilakukan pengamatan lebih saksama, akan tampak perbedaannya, Para pemburu kroto biasanya sudah ahli dalam membedakan kedua jenis semut ini.

Oecophylla Smaragdina

Panjang tubuhnya sekitar 6 mm, bersegmen-segmen yang terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Berkaki enam yang semuanya melekat di bagian thorax. Berwarna oranye sampai coklat gelap. Mata hanya tampak berupa bintik hitam saja. Memiliki rahang yang kuat. Perilaku agresif, tak segan-segan menggigit makhluk lain di territorial mereka walau tubuhnya sangatjauh berukuran lebih besar.

Spesies semut dikenal sebagai pembuat sarang terbaik. Mereka saling berkoordinasi dalam pembuatan sarang. Dengan cara menggigit tepian daun dan kakinya yang mencengkeram sisi daun lainnya, dedaunan didekatkan. Sementara semut-semut lainnya memberi perekat berbentuk cairan atau secret yang berasal dari larva-larva sehingga terbentuk suatu sarang. Pola kerja sama ini saling teratur dan tepat koordinasinya. Perilaku semut-semut ini sangat agresif dan sangat menjaga teritorial mereka dari para pengganggunya. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh para petani dalam pengendalian hama. Semut rangrang mampu mengangkat beban yang bobotnya 100 kali dari bobot badannya.

Larva berkembang menjadi pupa. Selanjutnya berkembang menjadi semut muda sesuai dengan stratanya. Berdasarkan sex-nya ada dua macam semut betina yaitu semut betina fertile dan semut betina non-fertile. Semut betina fertile ini terdiri semut calon ratu dan semut betina yang memiliki jatah sperma dari sang ratu. Pada waktunya tiba, semut betina fertile akan tumbuh sayap dan siap kawin dengan semut pejantan. Sedangkan semut betina fertile akan mendatangi sang ratu untuk meminta jatah sperma. Semut betina ini akan menerima sperma dari sang ratu dan ikut bertelur. Hanya sajajumlahnya hanya satu saja.

Calon ratu yang sudah kawin dengan semut pejantan akan meninggalkan koloni lamanya dan memulai pembentukan koloni semut baru. Karena bila masih tetap berada di koloni tersebut, semut-semut di dalam koloni tersebut akan menganggap dia sebagai makhluk asing yang perlu dibantai.

Oecophylla Longinoda

Panjang tubuhnya sekitar 6 mm, bersegmen-segmen yang terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, thorax dan abdomen. Berkaki enam yang semuanya terletak di bagian thorax. Berwarna oranye sampai coklat gelap. Mata hanya berupa bintik. Memiliki rahang yang kuat.

Siklus Hidup

Siklus hidup yang dijalani mulai dari telur---larva---pupa--semut muda---semut dewasa---ratu semut. Penentuan kasta tiap individu semut sudah ditentukan sejak awal oleh ratu semut. Hal ini dapat diamati dari ukuran telur dan larvanya. Telur calon ratu berukuran lebih besar dan larvanya juga berukuran besar. Semut perawat dan pekerja nantinya akan memberikan asupan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan asupan larva calon semut perawat atau pekerja. Akan tetapi, dalam hal penentuan siapa yang akan menjadi pengganti ratu semut adalah para semut pekerja itu sendiri. Jika ada calon ratu semut yang tidak dikehendakinya, semut-semut pekerja tak segan-segan membantainya.

Habitat

Semut rangrang jenis Afrika ini hidup di pepohonan, sering ditemukan di hutan-hutan lebat. Dalam satu koloni bisa saja menempati beberapa pohon sekaligus. Mereka dikenal juga sebagai semut perajut hebat karena mampu membangun sarangnya dengan menyusun dedaunan yang ada dan merekatnya dengan semacam benang atau lamat dari hasil sekresi larvanya. Semut-semut ini juga pandai berkoordinasi dalam pembuatan sarang. Sebagian semut bertugas memegang daun yang akan direkatkan, sebagian lainnya merekatkan dedaunan hingga terpasang dengan kuat, sebagian lainnya berburu makanan, menjaga larva-larva. Sistem koordinasi ini berjalan sangat baik.

Manfaat Kroto

Manfaat kroto yang sudah umum diketahui yaitu sebagai pakan burung kicauan. Jenis-jenis burung prenjak dan cucak rawa memerlukan asupan protein dari kroto, selain untuk tumbuh kembangnya, juga bisa membuat kicauan burung-burung tersebut lebih merdu dan nyaring.

Manfaat kroto lainnya yang sedang dalam pengembangan yaitu sebagai bahan pangan. Kroto bias diolah menjadi botok atau pepes yang lezat. Rasanya tak kalah dengan botok teri nasi, udang atau belalang.

Kroto yang ada di pasaran dibagi menjadi dua yaitu kroto basah dan kroto super. Kroto basah berasal dari hasil tangkapan alam. Sedangkan pada kroto super berasal dari hasil budidaya. Kroto basah tidak bisa tahan lama, biasanya hanya tahan dua hari saja. Untuk kroto super bisa tahan selama 5 hari dan relatif tampak kering. Kedua macam kroto tersebut sama-sama sebagai pakan burung kicauan. Harga kroto super dijual lebih mahal dibandingkan dengan harga kroto basah atau tangkapan alam.

Apa yang Menarik dari Kroto?

Kroto hasil tangkapan alam semakin lama semakin cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh semakin sempitnya habitat yang sesuai dengan kehidupan semut-semut rangrang. Hal ini berimbas pada harga kroto yang semakin melambung. Melihat fakta seperti ini, beternak kroto merupakan sebuah peluang bisnis yang sangat menarik. Selain harga kroto yang bagus dan menarik, peternak turut berpartisipasi dalam pengurangan perburuan kroto di alam yang semakin langka.

Beternak kroto sangat menarik karena adanya jaminan pasar yang stabil. Hal ini seiring dengan banyaknya penggemar bururg kicauan yang selalu meningkat dan terus meningkat. Para pecinta burung kicauan juga tak mau sembarangan memberikan kroto pada burung klangenan mereka. Penghobi burung kicauan ini rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli kroto kualitas super yang hanya bisa dihasilkan dari budidaya. Kroto kualitas super tampak kering, berukuran besar dan bersih dari kotoran. Dengan teknik budidaya kroto yang baikt para peternak bisa menghasilkan kroto kualitas super.

Posting Komentar untuk "Mengenal Kroto Lebih Dalam"